Perlukah untuk meminum susu untuk membantu agar cepat mendapatka kehamilan? Sebuah pertanyaan ini kerap kali ditanyakan oleh para wanita yang baru saja menikah dan ingin cepat mendapatkan anak. Jika anda adalah salah satu dari pasangan pengantin baru anda sebaiknya tidak perlu terburu-buru untuk mendapatkan momongan. Biasanya, keinginan yang terlalu tinggi malah akan berdampak tidak baik pada hubungan seks anda dengan sang suami. Untuk itulah, nikmati saja masa-masa pengantin yang baru anda lakukan. Pasalnya, jika saatnya sudah tiba maka kehamilan pun juga akan anda dapatkan.
Saat ini, banyak sekali susu kehamilan yang beredar di pasaran. Akan tetai, susu-susu tersebut bukanlah penyebab anda bisa hamil. Hanya saja, susu tersebut memiliki kandungan asam folat yang memang diperlukan oleh calon bayi. Mengonsumsi susu hamil sendiri memang setidaknya dapat membantu meningkatkan kesuburan anda. misalnya, Prenagen Esensis atau Anmun untuk persiapan kehamilan hanya mampu memberikan dampak pada rahim jika anda menjalani pola hidup sehat lainnya. Hasilnya sendiri tidak langsung bisa dilihat dalam satu atau dua hari, namun seringkali memerlukan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.
Untuk mengonsumsi susu persiapan hamil sebaiknya memang dilakukan saat sebelum persiapan kehamilan. Usai menikah, sebaiknya jangan langsung mengonsumsinya secara rutin. Kandungan asam folat yang ada di dalam susu memang baik dan dapat menciptakan rahim yang kondusif untuk terjadinya pembuahan. Hal tersebut juga mampu menghindari bayi dari cacat saat lahri. Untuk itulah, anda bisa mengonsumsi susu mulai sejak dini. Tidak hanya asam folat, namun susu kehamilan juga mengandung vitamin dan mineral.
Anda juga dapat mengonsumsi Profertil, obat untuk membantu persiapan kehamilan. Hanya saja, anda harus menggunakan resep dokter jika ingin mengonsumsi ini. terlepas dari susu, anda juga dianjurkan untuk istirahat dengan cukup. Anda juga bisa melakukan hubungan suami istri minimal sekali dalam tiga hari. Pasalnya, sering berhubungan hanya akan berdampak pada penurunan kualitas sperma sehingga akan mengecilkan potensi keberhasilan program perencanaan kehamilan.
0 Komentar